Rabu, 18 Februari 2015

[014] Ibrahim Ayat 005

««•»»
Surah Ibrahim 5

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
««•»»
walaqad arsalnaa muusaa bi-aayaatinaa an akhrij qawmaka mina alzhzhulumaati ilaa alnnuuri wadzakkirhum bi-ayyaami allaahi inna fii dzaalika laaayaatin likulli shabbaarin syakuurin
««•»»
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Kelu- arkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah {781}". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
{781} Yang dimaksud dengan hari-hari Allah ialah Peristiwa yang telah terjadi pada kaum-kaum dahulu serta nikmat dan siksa yang dialami mereka.
««•»»
Certainly We sent Moses with Our signs: ‘Bring your people out from darkness into light and remind them of Allah’s [holy] days. There are indeed signs in that for every patient and grateful [servant].’
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menunjukkan bahwa Rasul-rasul yang telah diutusnya kepada manusia adalah mempunyai tugas yang sama, yaitu menyampaikan ayat-ayat-Nya untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, mengeluarkan mereka dari kegelapan yang disebabkan kejahilan, kekafiran dan kemaksiatan kepada cahaya yang terang-benderang karena iman, hidayah dan ilmu pengetahuan serta akhlak yang mulia. Allah menceritakan dalam ayat ini, bahwa Nabi Musa a.s. pun telah diutus untuk menyampaikan tugas tersebut, yaitu menyampaikan ayat-ayat-Nya, kemudian diperintahkan-Nya kepada Musa: "Keluarkanlah umatmu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang-benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah."

Yang dimaksud dengan "hari-hari Allah" ialah peristiwa penting yang telah dialami oleh umat manusia terdahulu, serta nikmat Allah yang telah mereka peroleh, atau kemurkaan dan siksa Allah yang telah menimpa diri mereka.

Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa "hari-hari Allah" tersebut banyak mengandung tanda-tanda kekuasaan-Nya. Akan tetapi tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami benar-benar oleh setiap orang yang penyabar dan banyak bersyukur.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami) yang berjumlah sembilan ayat lalu Kami firmankan kepadanya ("Keluarkanlah kaummu) yaitu kaum Bani Israel (dari gelap-gulita) dari kekafiran (kepada cahaya yang terang-benderang) yaitu keimanan (dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.") yakni nikmat-nikmat-Nya. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni di dalam peringatan itu (terdapat tanda-tanda bagi setiap orang penyabar) di dalam mengerjakan ketaatan (dan banyak bersyukur) terhadap semua nikmat-nikmat-Nya.
««•»»
And verily We sent Moses with Our signs, the nine [signs], and We said to him: ‘Bring forth your people, the Children of Israel, out of darkness, [out of] unbelief, into light, [into] faith, and remind them of the Days of God’, of His graces. Surely in that, reminder, are signs for every man enduring, in obedience [to God], thankful, for [His] graces.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#14:5

[014] Ibrahim Ayat 006

««•»»
Surah Ibrahim 6

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ
««•»»
wa-idz qaala muusaa liqawmihi udzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum idz anjaakum min aali fir'awna yasuumuunakum suu-a al'adzaabi wayudzabbihuuna abnaa-akum wayastahyuuna nisaa-akum wafii dzaalikum balaaun min rabbikum 'azhiimun
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah ni'mat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka me- nyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak pe- rempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu".
««•»»
Certainly We sent Moses with Our signs: ‘Bring your people out from darkness into light and remind them of Allah’s [holy] days. There are indeed signs in that for every patient and grateful [servant].’
««•»»

Allah SWT. menetapkan dalam ayat ini sekelumit kisah Nabi Musa dan kaumnya, yaitu ketika Nabi Musa mengajak umatnya untuk mengenang nikmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka, yakni ketika Allah menyelamatkan mereka dari kekejaman raja Firaun beserta para pengikutnya yang telah menyiksa mereka dengan siksaan yang berat dan menyembelih anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.

Kemudian Nabi Musa mengingatkan kepada umatnya, bahwa semua pengalaman yang telah mereka lalui itu sebenarnya merupakan cobaan yang amat berat dari Allah terhadap mereka untuk menguji keimanan dan ketaatan mereka kepada-Nya.

Maka sesungguhnya setelah mengalami ujian yang demikian beratnya, mereka lalu beriman dan beramal saleh serta memperbaiki sikap dan tingkah laku mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah (ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari Firaun dan pengikut-pengikutnya; mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak laki-laki kalian) yang baru lahir (dan membiarkan hidup) membiarkan tetap hidup (anak-anak perempuan) karena ada sebagian tukang tenung yang mengatakan bahwasanya akan lahir seorang anak lelaki dari kalangan kaum Bani Israel, dia adalah penyebab bagi runtuhnya kerajaan Firaun. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) penyelamatan atau penyiksaan (ada cobaan) baik berupa pemberian nikmat maupun penimpaan malapetaka (yang besar dari Rabb kalian.")
««•»»
And, mention, when Moses said to his people, ‘Remember God’s grace to you when He delivered you from the folk of Pharaoh, who were inflicting upon you a dreadful chastisement, and were slaughtering your sons, the new-born, and sparing, keeping alive, your women — this was because some of the priests [of Egypt] had stated that a child born among the Israelites shall be the cause of the destruction of Pharaoh’s kingdom; and in that, deliverance — or [in that] chastisement — was a tremendous trial, grace — or [a tremendous] test — from your Lord.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#14:6

Jumat, 13 Februari 2015

[014] Ibrahim Ayat 004

««•»»
Surah Ibrahim 4

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
««•»»
wamaa arsalnaa min rasuulin illaa bilisaani qawmihi liyubayyina lahum fayudhillu allaahu man yasyaau wayahdii man yasyaau wahuwa al'aziizu alhakiimu
««•»»
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya {779}, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan {780} siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
{779} Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu`an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
{780} Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
««•»»
We did not send any apostle except with the language of his people, so that he might make [Our messages] clear to them. Then Allah leads astray whomever He wishes, and He guides whomsoever He wishes, and He is the All-mighty, the All-wise.
««•»»

Pada ayat yang terdahulu telah disebutkan, bahwa diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad saw. adalah merupakan suatu rahmat bagi manusia. Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan pula rahmat-Nya yang lain, yaitu bahwa setiap Rasul yang diutus-Nya kepada manusia menggunakan bahasa yang dipakai oleh kaumnya, sehingga mudah terlaksana hubungan komunikasi antara para Rasul tersebut dengan umat mereka untuk memberikan penjelasan dan bimbingan kepada umat-umat tersebut.

Akan tetapi walaupun Kitab Suci telah diturunkan dalam bahasa mereka masing-maslng, dan para Rasul telah berbicara dengan mereka dalam bahasa itu pula namun masih saja ada di antara mereka enggan mendengar, memahami dan mengikutinya. Oleh sebab itu Allah membiarkan mereka ini sesat, dan Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa) memakai bahasa (kaumnya, supaya ia dapat memberi pelajaran dengan terang kepada mereka) supaya mereka dapat memahami apa yang disampaikannya. (Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana.) di dalam tindakan-Nya.
««•»»
And We have not sent any Messenger except with the tongue, with the language, of his people, that he might make [the Message] clear to them, that he might make them understand what he brings to them; God then sends astray whomever He will and He guides whomever He will; and He is the Mighty, in His kingdom, the Wise, in His actions
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#14:4

[014] Ibrahim Ayat 003

««•»»
Surah Ibrahim 3

الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
««•»»
alladziina yastahibbuuna alhayaata alddunyaa 'alaa al-aakhirati wayashudduuna 'an sabiili allaahi wayabghuunahaa 'iwajan ulaa-ika fii dhalaalin ba'iidin
««•»»
(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu tidak lurus. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
««•»»
—those who prefer the life of this world to the Hereafter, and bar [others] from the way of Allah, and seek to make it crooked. They are in extreme error.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. memberikan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkari sifat ketuhanan-Nya ialah mereka yang lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi dan menghalangi orang lain dari jalan Allah selain mereka menginginkan pula agar jalan lurus yang diberikan Allah kepada manusia menjadi tidak lurus.

Oleh karena mereka itu lebih mengutamakan atau hanya menginginkan kehidupan duniawi semata-mata, maka mereka melalaikan semua urusan yang berhubungan dengan persiapan untuk menempuh kehidupan ukhrawi. Dengan demikian, berarti bahwa mereka mengingkari Alquran, sebab Alquran mengajarkan adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Dengan lain perkataan kehidupan duniawi ini haruslah dinikmati pula sebagai rahmat Allah, dan dijadikan persiapan untuk mencapai kehidupan ukhrawi yang abadi dan penuh kebahagiaan yang lebih sempurna.

Dengan demikian, urusan-urusan duniawi tidak boleh melalaikan kita dari mempersiapkan diri bagi kehidupan ukhrawi.

Dalam hubungan ini, Allah SWT. telah berfirman pada ayat yang lain:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
(QS Al Qasas []:77)

Dalam hubungan ini pula, Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:

إعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا، واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
"Bekerjalah untuk kepentingan duniawimu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya; dan bekerja pulalah untuk kepentingan ukhrawimu seakan-akan kamu akan mati besok pagi."
(H.R Ibnu Asakir)

Orang-orang kafir tidak hanya mengingkari Al Quran, bahkan juga menghalang-halangi orang lain untuk menempuh jalan lurus yang telah dikaruniakan Allah untuk hamba-Nya. Dengan demikian, maka mereka adalah merupakan orang-orang yang sesat dan berusaha untuk menyesatkan orang lain, sehingga kejahatan mereka telah berlipat ganda.

Selain itu mereka juga berusaha dengan berbagai tipu daya agar jalan lurus tersebut menjadi bengkok. Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan apa yang sesuai dengan kehendak hawa nafsu dan maksud-maksud jahat mereka. Dengan demikian, maka kesalahan yang mereka lakukan menjadi berlipat ganda lagi.

Oleh sebab itu, sewajarnyalah mereka itu ditimpa kemurkaan Allah karena mereka itu telah jauh menyusup ke dalam kesesatan dan kekafiran.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu orang-orang) kedudukannya sebagai sifat (yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menghalang-halangi) manusia (dari jalan Allah) yaitu agama Islam (dan menginginkan supaya ia) jalan Allah tersebut (bengkok) tidak lurus. (Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh) yakni sesat dari jalan yang hak dan benar.
««•»»
those who (alladhīna is a description) prefer, choose, the life of this world over the Hereafter, and bar, people, from God’s way, [from] the religion of Islam, and seek to make it, that is, the path, crooked — those, they are far astray, from the truth.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#14:3

Kamis, 12 Februari 2015

[014] Ibrahim Ayat 002

««•»»
Surah Ibrahim 2

اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
««•»»
allaahi alladzii lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wawaylun lilkaafiriina min 'adzaabin syadiidin
««•»»
Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,
««•»»
—Allah, to whom belongs whatever is in the heavens and whatever is on the earth. And woe to the faithless for a severe punishment
««•»»

Allah swt. kembali mengingatkan kekuasaan-Nya dalam ayat ini dengan menegaskan bahwa Dialah yang memiliki dan menguasai semua yang ada di langit dan di bumi.

Oleh karena Allah swt. adalah pemilik dan penguasa atas segala makhluk-Nya di alam ini, maka Alquran sebagai jalan yang terbaik dan menjamin kebahagiaan dan keberuntungan mereka dalam arti kata yang sebenarnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah Allah) kalau dibaca jar kedudukannya menjadi badal atau athaf bayan, sedangkan kedudukan kalimat yang sesudahnya menjadi sifat. Jika dibaca rafa` jadilah mubtada, sedangkan khabarnya adalah firman berikut ini: (yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di bumi) semuanya adalah milik-Nya, hamba-Nya dan makhluk-Nya. (Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksa yang sangat pedih.)
««•»»
God (Allāhi, read in the genitive as a substitution or an explicative supplement, with what follows being an adjectival qualification; or [read as] Allāhu in the nominative as a subject, the predicate of which is [what follows]) to Whom belongs all that is in the heavens and all that is in the earth, as possessions, creatures and servants. And woe to the disbelievers from a terrible chastisement,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#14:2

[014] Ibrahim Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.
««•»»

Surah Ibrahim 1

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
««•»»
alif-laam-raa kitaabun anzalnaahu ilayka litukhrija alnnaasa mina alzhzhulumaati ilaa alnnuuri bi-idzni rabbihim ilaa shiraathi al'aziizi alhamiidi
««•»»
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
««•»»
Alif, Lām, Rā. [This is] a Book We have sent down to you that you may bring mankind out from darkness into light, by the command of their Lord, to the path of the All-mighty, the All-laudable.
««•»»

Alif Lam Ra, termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surah Alquran. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini?
Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu:
  1. Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
  2. Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka, yaitu:
  • Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka "Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari "Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari "Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari "Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.
  • Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
  • Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan "Alif" adalah "Alif", yang dimaksud dengan "Lam" adalah "Lam", yang dimaksud dengan "Mim" adalah "Mim", dan begitu seterusnya.
  • Huruf-huruf abjad itu untuk menarik perhatian.
Menurut para mufassir ini, huruf-huruf abjad itu disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim, hikmahnya adalah untuk "menantang". Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Alquran itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf abjad, seperti Alif Lam Mim Ra, Ka Ha Ya Ain Shad, Qaf, Tha Sin dan lain-lainnya. Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Alquran ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Alquran ini. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya."

Maka ada "penantang", yaitu Allah, dan ada "yang ditantang", yaitu bahasa Arab, dan ada "alat penantang", yaitu Alquran. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu adalah pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Alquran itu dengan membuat ayat-ayat seperti Alquran. Ada juga di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Alquran itu, dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Alquran itu, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.

Para mufassir dari golongan ini, yakni yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquran untuk menantang bangsa Arab itu, mereka sampai kepada pendapat itu adalah dengan "istiqra" artinya menyelidiki masing-masing surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu.

Dengan penyelidikan itu mereka mendapat fakta-fakta sebagai berikut:
  1. Surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad ini adalah surah-surah Makiyah (diturunkan di Mekah), selain dari dua buah surah saja yang Madaniyah (diturunkan di Madinah), yaitu surah Al-Baqarah yang dimulai dengan Alif Lam Mim dan surah Ali Imran yang dimulai dengan Alif Lam Mim juga. Sedang penduduk Mekah itulah yang tidak percaya bahwa Alquran itu adalah dari Tuhan, dan mereka mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata.
  2. Sesudah menyebutkan huruf-huruf abjad itu ditegaskan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah, atau diwahyukan oleh-Nya. Penegasan itu disebutkan oleh Allah secara langsung atau tidak langsung. Hanya ada 9 surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu yang tidak disebutkan sesudahnya penegasan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah.
  3. Huruf-huruf abjad yang disebutkan itu adalah huruf-huruf abjad yang banyak terpakai dalam bahasa Arab.
Dari ketiga fakta yang didapat dari penyelidikan itu, mereka menyimpulkan bahwa huruf-huruf abjad itu didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu adalah untuk "menantang" bangsa Arab agar membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Alquran itu, bila mereka tidak percaya bahwa Alquran itu, datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata sebagai yang disebutkan di atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa para mufassir yang mengatakan bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan Allah untuk "tahaddi" (menantang) adalah memakai tariqah (metode) ilmiah, yaitu "menyelidiki dari contoh-contoh, lalu menyimpulkan daripadanya yang umum". Tariqah ini disebut "Ath-Thariqat Al-Istiqra'iyah" (metode induksi).

Ada mufassir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah-surah Alquranul Karim untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yang belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu, karena itu maka hal ini menarik perhatian mereka.

Tinjauan terhadap pendapat-pendapat ini:

PERTAMA
Pendapat yang pertama yaitu menyerahkan saja kepada Allah karena Allah sajalah yang mengetahui, tidak diterima oleh kebanyakan mufassirin ahli-ahli tahqiq (yang menyelidiki secara mendalam). (Lihat Tafsir Al-Qasimi j.2, hal. 32)

Alasan-alasan mereka ialah:

a. Alasan Pertama
Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran:
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
Dengan bahasa Arab yang jelas.
(QS. As Syu'ara' [26]:195)

Maksudnya Alquran itu dibawa oleh Jibril kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang jelas. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa ayat-ayat dalam Alquran itu adalah "jelas", tak ada yang tidak jelas, yang tak dapat dipahami atau dipikirkan, yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.

b. Alasan Ke·dua
Di dalam Alquran ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Alquran itu menjadi petunjuk bagi manusia. Di antaranya firman Allah:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
(Q.S. Al-Baqarah [2]:2)

Firman-Nya lagi:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
....dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Al-Baqarah [2]:97)

Firman-Nya lagi:
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(Q.S. Ali Imran [3]::138)

Dan banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan bahwa Alquran itu adalah petunjuk bagi manusia. Sesuatu yang fungsinya menjadi "petunjuk" tentu harus jelas dan dapat dipahami. Hal-hal yang tidak jelas tentu tidak dijadikan petunjuk.

c. Alasan Ke·tiga
Dalam ayat yang lain Allah berfirman pula:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
(QS. Al Qamar [54]:17,22,32, dan 40)

KE·DUA

a. Pendapat Pertama
Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad itu adalah keringkasan dari suatu kalimat. Pendapat ini juga banyak para mufassir yang tidak dapat menerimanya.
Keberatan mereka ialah: tidak ada kaidah-kaidah atau patokan-patokan yang tertentu untuk ini, sebab itu para mufassir yang berpendapat demikian berlain-lainan pendapatnya dalam menentukan kalimat-kalimat itu. Maka di samping pendapat mereka bahwa Alif Lam Mim artinya ialah: Allah, Jibril, Muhammad, ada pula yang mengartikan "Allah, Latifun, Maujud" (Allah Maha Halus lagi Ada).
(Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)

b. Pendapat Ke·dua
Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan beberapa surah ini adalah nama surah, juga banyak pula para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Alasan mereka ialah: bahwa surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu kebanyakannya adalah mempunyai nama yang lain, dan nama yang lain itulah yang terpakai. Umpamanya surah Al-Baqarah, Ali Imran, Maryam dan lain-lain. Maka kalau betul huruf-huruf itu adalah nama surah, tentu nama-nama itulah yang akan dipakai oleh para sahabat Rasulullah dan kaum muslimin sejak dari dahulu sampai sekarang.
Hanya ada empat buah surah yang sampai sekarang tetap dinamai dengan huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan surah-surah itu, yaitu: Surah Thaha, surah Yasin, surah Shad dan surah Qaf.
(Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)

c. Pendapat Ke·tiga
Pendapat yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad itu sendiri, dan abjad-abjad ini didatangkan oleh Allah ialah untuk "menantang" (tahaddi). Inilah yang dipegang oleh sebahagian mufassirin ahli tahqiq. (Di antaranya: Az Zamakhsyari, Al Baidawi, Ibnu Taimiah, dan Hafizh Al Mizzi, lihat Rasyid Rida, Tafsir Al Manar jilid 8, hal. 303 dan Dr Shubhi As Salih, Mabahis Ulumi Qur'an, hal 235. Menurut An Nasafi: pendapat bahwa huruf abjad ini adalah untuk menantang patut diterima. Lihat Tafsir An Nasafi, hal. 9)

d. Pendapat Ke·empat
Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad ini adalah untuk "menarik perhatian" (tanbih) pendapat ini juga diterima oleh ahli tahqiq.
(Tafsir Al Manar jilid 8 hal. 209-303)

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa "yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad yang disebutkan oleh Allah pada permulaan beberapa surat dari Alquran hikmahnya adalah untuk "menantang" bangsa Arab serta menghadapkan perhatian manusia kepada ayat-ayat yang akan dibacakan oleh Nabi Muhammad saw."

Dalam ayat ini, firman Allah swt. yang muncul sesudah Alif Lam Ra adalah menjelaskan suatu masalah penting mengenai Alquran sendiri, yaitu mengenai maksud dan tujuan diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad saw.

Di sini ditegaskan bahwa Allah swt. menurunkan Alquran kepada Rasulullah saw. agar dengan petunjuk dan peraturan-peraturan yang dibawa Alquran itu Rasulullah saw. dapat memberikan tuntunan dan bimbingan kepada umatnya sehingga mereka dapat dikeluarkan dari kegelapan kepada cahaya yang terang-benderang atau dari kesesatan dan kejahilan dibimbing kepada jalan yang benar dan mempunyai ilmu pengetahuan serta peradaban yang tinggi sehingga mereka memperoleh rida Allah dan kasih sayang Allah swt. di dunia dan di akhirat.

Penegasan tentang fungsi Alquran ini adalah sangat penting sekali apalagi kita hubungkan dengan ayat-ayat yang lalu, di mana Allah swt. telah menyebutkan adanya orang-orang yang mengingkari Alquran baik sebagian maupun keseluruhannya.

Selanjutnya dalam ayat ini diterangkan, bahwa Rasulullah saw. hanya dapat menjelaskan tugas tersebut di atas dengan izin dan bantuan dari Allah swt. dengan memberikan jalan yang mudah, dan dengan menguatkan tekad beliau dalam menghadapi segala rintangan. Dan Alquran adalah merupakan jalan yang dibentangkan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Terpuji.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya. Alquran ini adalah (Kitab yang Kami turunkan kepadamu) Muhammad (supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan) dari kekafiran (kepada cahaya) yaitu agama Islam. (Dengan izin) perintah (Rabb mereka) lafal an-nuur diterangkan secara jelas pada ayat berikut ini: (yaitu ke jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa) Maha Menang (lagi Maha Terpuji.) Yang Maha Terpuji.
««•»»
Alif lām rā’: God knows best what He means by these [letters]. This Qur’ān is, a Book We have revealed to you, O Muhammad (s), that you may bring forth mankind from darkness, [from] unbelief, into light, [into] faith, by the leave, by the command, of their Lord (ilā’l-nūr, ‘into light’, may be substituted by [the following ilā sirāt]), to the path, the way, of the Mighty, the Victor, the Praised, the One who is [constantly] praised.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of52
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=14&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#14:1

[014] Ibrahim 2of2

2of2
52 Verses • revealed at Meccan.
««•»»
»The surah that records the prayer of Abraham for the security and perpetual godliness of the barren valley of Mecca, when, at God’s command, he settled his beloved wife Hagar and first son Ishmael there, in order to establish the perennial rites of the prayer, as well as other forms of worship, for all time on earth. It is named after Abraham, whose prayer appears in verse 35 ff. Throughout the surah the ungrateful are condemned, and the grateful commended. Abraham also asks that he and his descendants may be protected from idol-worship. This serves to remind the Meccans that they should shun the worship of idols.«
««•»»
•[AYAT 001]•[AYAT 002]•[AYAT 003]•[AYAT 004]•[AYAT 005]•[AYAT 006]•[AYAT 007]•[AYAT 008]•[AYAT 009]•[AYAT 010]•[AYAT 011]•[AYAT 012]•[AYAT 013]•[AYAT 014]•[AYAT 015]•[AYAT 016]•[AYAT 017]•[AYAT 018]•[AYAT 019]•[AYAT 020]•[AYAT 021]•[AYAT 022]•[AYAT 023]•[AYAT 024]•[AYAT 025]•[AYAT 026]•[AYAT 027]•[AYAT 028]•[AYAT 029]•[AYAT 030]•[AYAT 031]•[AYAT 032]•[AYAT 033]•[AYAT 034]•[AYAT 035]•[AYAT 036]•[AYAT 037]•[AYAT 038]•[AYAT 039]•[AYAT 040]•[AYAT 041]•[AYAT 042]•[AYAT 043]•[AYAT 044]•[AYAT 045]•[AYAT 046]•[AYAT 047]•[AYAT 048]•[AYAT 049]•[AYAT 050]•
•[AYAT 051]•[AYAT 052]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Sumber: Al-Quran (القرآن) — Online Quran Project — Translation and Tafsir
http://al-quran.info/#14

[014] Ibrahim 1of2

1of2
52 Ayat • diturunkan di Mekah.
««•»»
Surah Ibrahim (bahasa Arab: إبراهيم, Ibrāhīm, "Nabi Ibrahim") adalah surah ke-14 dalam al-Quran. Surah ini terdiri atas 52 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah. Dinamakan Ibrahim, karena surah ini mengandung doa Nabi Ibrahim yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Doa ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan salat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekkah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan oleh Allah sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Doa tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail, di dataran tanah Mekkah yang tandus.
««•»»

Pokok-pokok Isi
  1. Keimanan: Al Quran adalah pembimbing manusia ke jalan Allah; segala sesuatu dalam alam ini kepunyaan Allah; keingkaran manusia terhadap Allah tidaklah mengurangi kesempurnaan-Nya; nabi-nabi membawa mukjizat atas izin Allah semata-mata; Allah kuasa mematikan manusia dan membangkitkannya kembali dalam bentuk baru; ilmu Allah meliputi yang lahir dan yang bathin.
  2. Hukum-hukum: Perintah mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian harta baik secara rahasia maupun secara terang-terangan.
  3. Kisah-kisah: Kisah Nabi Musa dengan kaumnya, serta kisah para rasul zaman dahulu.
  4. Dan lain-lain: Sebabnya rasul-rasul diutus dengan bahasa kaumnya sendiri; perumpamaan tentang perbuatan dan perkataan yang hak dengan yang bathil; kejadian langit dan bumi mengandung hikmah-hikmah; macam-macam nikmat Allah kepada manusia dan janji Allah kepada hamba-hamba yang mensyukuriNya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
 [KEMBALI][AYAT-AYAT]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Ibrahim
Mukaddimah terjemahan Al Qur'an versi Departemen Agama RI